6. ASAL USUL TELAGA WARNA Bila kita bepergian dengan mobil dari Jakarta ke Bandung melalui Puncak, tidak jauh dari tepi jalan besar, terdapat sebuah telaga yang disebut TelagaWarna. Hal-hal yang aneh acap kali terjadi di telaga itu. Ada kalanya air telaga itu berubah warnanya. Kadang-kadang putih berkilau seperti mutiara. Kadang-kadang hijau seperti permata jamrud. Ada pula berwarna biru seperti sapir. Sekali-sekali berubah merah bagaikan mirah delima. Lebih-lebih pula di sekeliling telaga ini tumbuh pohon-pohon kayu yang rimbun, yang mana dahan-dahannya menjorok sampai jauh di atas air telaga itu. Kalau tiba musim bunga, bertaburanlah dahan-dahannya dengan bunga-bungaan yang semerbak dan beraneka warna. Sungguh indah pemandangan di situ. Tepat benar nama yang diberikan kepada telaga itu: "Telaga Warna". Di hari-hari libur banyak pula orang datang bertamasya ke situ. Menurut dongeng, terjadinya warna warni di telaga itu sebagai berikut : Dahulu kala sebelum agama Islam masuk ke pulau Jawa, bertakhta dekat Telaga Warna seorang raja yang amat tamak. Baginda hanya mempunyai seorang anak, seorang puteri yang amat cantik bernama Dewi Kasminten. Kecantikan tuan puteri tiada bandingnya. Semua hamba rakyat serta seisi keraton selalu memujinya. Karena sanjungan yang berlebih-lebihan, puteri Kasminten menjadi seorang yang angkuh dan congkak. Puteri Kasminten suka benar memakai perhiasan dan pakaian yang indah-indah. Maksudnya tentu hanya ingin dikagumi orang saja. Oleh karena amat gemar berdandan itu ia berjanji tidak akan kawin bila calon suaminya tidak menyediakan pakaian-pakaian serta perhiasan-perhiasan yang indah dan yang mahal-mahal. Pada suatu hari datang tiga orang anak raja meminang puteri Kasminten. Ketiga-tiganya sanggup memberikan segala apa yang diingininya. Dipersembahkan mereka kepada raja perhiasan-perhiasan dan pakaian-pakaian yang indah dan mahal. Melihat harta sebanyak itu timbul ketamakan raja. la ingin melihat dahulu, siapa di antara anak-anak raja itu yang dapat memberikan harta sebanyak-banyaknya. Karena itu dirahasiakannya benar pinangan ketiga anak raja tersebut. Tidak seorangpun di antara anak raja itu yang tahu, bahwa ada pula anak raja lain yang datang meminang tuan puteri Kasminten. Mereka diterima raja seorang demi seorang tidak pada waktu yang sama. Masing-masing datang mempersembahkan mas kawin mereka. Yang terindah dan termahal di antara perhiasan-perhiasan yang dipersembahkan itu adalah persembahan dari anak raja yang termuda dan tercakap. Meskipun demikian, baginda belum juga puas. la masih mengharapkan, mudah-mudahan ada lagi anak raja lain yang meminang puterinya dengan membawa mas kawin yang lebih banyak lagi. Dalam pada itu puteri Kasminten tidak tahu sedikit juapun tentang kunjungan ketiga anak raja itu. la tidak tahu akan segala perhiasan yang diterima ayahnya. Pada suatu hari seorang hamba keraton membuka rahasia itu kepada puteri Kasminten. Semua kejadian atas kunjungan ketiga anak raja itu telah diceritakannya. Sangat senang hati puteri Kasminten mendengar berita itu. Segera ia mendapatkan ayahnya menanyakan kebenaran berita itu. "Di manakah ayahanda simpan perhiasan-perhiasan yang dipersembahkan ketiga anak raja itu? Bukankah mereka telah melamar ananda? Ingin ananda melihat sebentar." Sekarang mengertilah. baginda bahwa puteri baginda telah mengetahui rahasia itu. Karena sayang kepada puterinya, dibawa baginda puteri Kasminten ke tempat penyimpanan perhiasan. Melihat perhiasan yang berkilauan dan gemerlapan itu puteri Kasminten memekik kegirangan: "Alangkah indahnya perhiasan ini!" Segera diraihnya seuntai kalung yang bertatahkan mutu manikam, bermatakan jamrud, sapir, mutiara dan mirah delima. Sekarang timbul hasratnya untuk menghiasi dirinya dengan perhiasan-perhiasan itu. Kasminten memohon kepada ayahnya memakai perhiasan itu. "Ayahanda yang tercinta," merayu puteri Kasminten, "perkenankan ananda memakai perhiasan ini sejenak. Akan tercenganglah dayang-dayang, inang pengasuh ananda apabila mereka melihat ananda memakai perhiasan yang indah ini." Karena sangat kasih, dikabulkan baginda permintaan anaknya itu. Tidak sampai hati baginda menolak permintaan puteri Kasminten. Dengan sehelai selendang sutera Kasminten membungkus perhiasan-perhiasan itu. Lalu dibawanya ke sebuah kawah di puncak sebuah gunung bukit barisan. Di. sanalah ia akan menghias dirinya dengan setenang-tenangnya. Terbayang di pelupuk matanya betapa kelak kagumnya penghuni keraton, melihat ia turun dari puncak gunung, tidak ubahnya seperti seorang bidadari turun dari kayangan. Demikianlah khayal puteri Kasminten. Sementara itu anak raja yang meminang puteri Kasminten mendengar dari hamba raja, bahwa ia ditipu oeh baginda. Timbullah amarahnya dan ia bersumpah akan menuntut balas. la meminta pertolongan kepada dukun-dukun pandai agar puteri Kasminten itu dihukum. Berkat mantera dan doa dukun-dukun itu permohonannya terkabul. Ketika puteri Kasminten membuka selendang, tiba-tiba sekalian perhiasan di dalamnya direbut oleh seorang gaib. Dengan sekejap mata perhiasan itu hilang lenyap dihela ke dalam kawah. Bukan main terkejutnya puteri Kasminten mengalami peristiwa yang tidak terduga-duga itu. la menangis dengan sedihnya, sujud di tanah dan memohon supaya perhiasan itu dikembalikan. Semua sia-sia belaka, tidak sebuah perhiasanpun yang muncul dari kawah itu. Puteri Kasminten tidak berani pulang ke keraton, karena takut dimurkai ayahanda. Duduklah ia siang malam di tepi kawah itu memohonkan belas kasihan dewa dengan tidak henti-hentinya sambil mencucurkan air mata. Akhirnya lubang kawah itu penuh dengan air mata Kasminten, sehingga terjadilah sebuah telaga. Tidak banyak orang mengetahui mengenai nasib puteri Kasminten. Perhiasan yang lenyap itu, sekali-sekali masih terlihat dari dalam air. Kini bila air telaga itu diperhatikan benar-benar, maka kelihatan telaga itu berwarna warni dan berkilau-kilauan. Ada airnya yang putih bersih bagaikan mutiara, kadang-kadang hijau seperti jamrud, adakalanya berwarna biru seperti permata sapir. Sekali-sekali berubah pula kemerah-merahan bagaikan permata mirah, sangat indah warnanya. Itulah sebabnya telaga itu dinamakan orang "TELAGA WARNA" ============================================ Ebook Cersil, Teenlit, Novel (www.zheraf.net) Gudang Ebook Ponsel http://www.ebookHP.com ============================================